BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sistem operasi (Operating System atau OS)
adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan
manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk
menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser
web.
Secara umum, Sistem Operasi adalah software
pada lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer
dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem
Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk
software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk,
manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing
software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena
dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan
tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan "kernel" suatu
Sistem Operasi.
Perkembangan pesat teknologi informasi menyebabkan bertambahnya permintaan
suatu sistem, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang dapat
digunakan dengan baik dan cepat.
Permintaan yang terus bertambah ini tidak sebanding dengan
kemampuan perangkat keras yang ada. Salah satu cara untuk mengatasi hal itu dibuat
pengembangan di sisi perangkat lunak dengan membuat suatu sistem virtual di
mana beberapa perangkat keras atau komputer dihubungkan dalam jaringan dan
diatur oleh sebuah sistem operasi yang mengatur seluruh proses yang ada pada
setiap komputer tersebut sehingga memungkinkan proses berjalan dengan cepat.
Sistem operasi yang mengatur proses ini sering disebut sebagai sistem operasi
terdistribusi (distributed operating system) .
Sistem operasi terdistribusi
ini sekarang menjadi trend, terutama untuk research yang kadang
membutuhkan CPU yang sangat cepat untuk melakukan perhitungan yang sangat
kompleks. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem operasi terdistribusi,
terutama untuk mengetahui apa dan bagaimana cara sistem ini bekerja.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah Sistem Operasi Terdistribusi
2.
Apa manfaat Sitem Operasi Terdistribusi
3.
Apa saja Hadware Sistem Operasi Terdistribusi
4.
Bagaimana arsitektur Software Sistem Operasi Terdistribusi
5.
Apa saja jenis-jenis Sistem Operasi Terdistribusi
6.
Ada beberpa komponen-komponen Sistem Operasi
C.
Tujuan
Penulis
Makalah ini bertujuan untuk dapat membantu
mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya,atau dapat membantu untuk menyelesaikan
maslahnya tentang sistem operasi. Mahasiswa diharapkan mampu mengerti dan
memahami apa dan bagaimana sistem operasi terdistribusi itu.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sistem
Operasi Terdistribusi
Sistem operasi terdistribusi adalah salah
satu implementasi dari sistem terdistribusi, di mana sekumpulan komputer dan
prosesor yang heterogen terhubung dalam satu jaringan. Koleksi-koleksi dari
objek-objek ini secara tertutup bekerja secara bersama-sama untuk melakukan
suatu tugas atau pekerjaan tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan
hasil secara lebih, terutama dalam:
-
File system
-
Name space
-
Waktu pengolahan
-
Keamanan
-
Akses ke seluruh resources, seperti prosesor, memori, penyimpanan
sekunder, dan perangakat keras.
Sistem
operasi terdistribusi bertindak sebagai sebuah infrastruktur/rangka dasar untuk
network-transparent resource management. Infrastruktur mengatur low-level
resources (seperti Processor, memory, network interface dan peripheral
device yang lain) untuk menyediakan sebuah platform untuk
pembentukan/penyusunan higher-level resources(seperti Spreadsheet,
electronic mail messages, windows).
2.
Manfaat
Sistem Operasi Terdistribusi
Sistem operasi terdistribusi memiliki manfaat
dalam banyak sistem dan dunia komputasi yang luas. Manfaat-manfaat ini termasuk
dalam sharing resource, waktu komputasi dan komunikasi.
a.
Shared Resource
Walaupun perangkat sekarang sudah memiliki
kemampuan yang cepat dalam proses-proses komputasi, atau misal dalam mengakses
data, tetapi pengguna masih saja menginginkan sistem berjalan dengan lebih
cepat. Apabila hardware terbatas, kecepatan yang diinginkan user dapat
di atasi dengan menggabung perangkat yang ada dengan sistem DOS.
b.
Manfaat Komputasi
Salah satu keunggulan sistem operasi
terdistribusi ini adalah bahwa komputasi berjalan dalam keadaan paralel. Proses
komputasi ini dipecah dalam banyak titik, yang mungkin berupa komputer pribadi,
prosesor tersendiri, dan kemungkinan perangkat prosesor-prosesor yang lain.
Sistem operasi terdistribusi ini bekerja baik dalam memecah komputasi ini dan
baik pula dalam mengambil kembali hasil komputasi dari titik-titik cluster untuk
ditampilkan hasilnya.
c.
Reliabilitas
Fitur unik yang dimiliki oleh DOS ini adalah reliabilitas.
Berdasarkan design dan implementasi dari design sistem ini, maka
hilangnya satu node tidak akan berdampak terhadap integritas sistem. Hal ini
berbeda dengan PC, apabila ada salah satu hardware yang mengalami
kerusakan, maka sistem akan berjalan tidak seimbang, bahkan sistem bisa tidak
dapat berjalan atau mati.
d.
Komunikasi
Sistem
operasi terdistribusi biasanya berjalan dalam jaringan dan biasanya melayani
koneksi jaringan. Sistem ini biasanya digunakan user untuk proses networking.
Uses dapat saling bertukar data, atau saling berkomunikasi antara titik
baik secara LAN maupun WAN.
3.
Hadware
Sistem Operasi Terdistribusi
Sistem operasi terdistribusi, yang saat ini
akan dibahas sebagai titik tolak adalah Amoeba, yang saat ini banyak digunakan sebagai
salah satu implementasi dari sistem operasi terdistribusi itu sendiri. Sistem
Amoeba ini tumbuh dari bawah hingga akhirnya tumbuh menjadi sistem operasi
terdistribusi.Sistem operasi terdistribusi pada umumnya memerlukan hardware
secara spesifik.
Komponen utama dalam sistem ini adalah :
workstation, LAN, gateway, dan processor pool, seperti yang diilustrasikan pada
gambar di atas. Workstation atau komputer personal mengeksekusi proses yang
memerlukan interaksi dari user seperti text editor atau manager berbasis
window. Server khusus memiliki fungsi untuk melakukan tugas yang spesifik.
Server ini mengambil alih proses yang memerlukan I/O yang khusus dari larikan
disk. Gateway berfungsi untuk mengambil alih tugas untuk terhubung ke jaringan
WAN. Prosesor pool mengambil alih semua proses yang lain. Tiap unit ini
biasanya terdiri dari prosesor, memori lokal, dan koneksi jaringan. Tiap
prosesor mengerjakan satu buah proses sampai prosesor yang tidak digunakan
habis. Untuk selanjutnya proses yang lain berada dalam antrian menunggu proses
yang lain selesai.
Inilah keunggulan sistem operasi
terdistribusi dalam hal reliabilitas. Apabila ada satu unit pemroses yang mati,
maka proses yang dialokasikan harus di restart, tetapi integritas sistem tidak
akan terganggu, apabila proses deteksi berjalan dengan baik. Desain sistem ini
memungkinkan untuk 10 sampai 100 prosesor. Spesifikasi perangkat keras yang
harus disediakan pada tiap cluster minimalnya adalah :
File server: 16 MB RAM, 300MB HD, Ethernet
card.
Workstation: 8 MB RAM, monitor, keyboard,
mouse
Pool processor: 4 MB RAM, 3.5” floppy drive
4.
Arsitektur
Software Sistem Operasi Terdistribusi
Sistem operasi terdistribusi sejati memiliki
arsiitektur software yang unik. Arsitektur software ini dikarakterkan dalam objek
di dalam hubungan antara klien dan server. Proses-proses yang terjadi di klien
menggunakan remote procedure yang memanggil dan mengirimkan request ke server
untuk memproses data atau objek yang dibawa. Tiap objek yang dibawa memiliki
karakteristik yang disebut sebagai kapabilitas. Kapabilitas ini besarnya adalah
128 bits. 48 bits pertama menunjukkan servis mana yang memiliki objek tersebut.
24 bits berikutnya adalah nomor dari objek. 8 bits berikutnya menampilkan
operasi yang diijinkan terhadap objek yang bersangkutan. Dan 48 bits terakhir
merupakan “check field” yang merupakan field yang telah terenkripsi agar tidak
dapat dimodifikasi oleh proses yang lain.
Operasi diselesaikan oleh RPC (remote
procedure calls) yang dibuat oleh klien di dalam proses yang kecil dan ringan.
Proses dengan tipe seperti ini memiliki bidang alamat sendiri, dan bisa saja
memiliki satu atau lebih hubungan. Hubungan ini ketika berjalan memiliki
program counter dan stack sendiri, tetapi dapat saling berbagi kode dan data
antara hubungan lain di dalam proses. Ada 3 macam basis panggilan sistem yang
dapat digunakan dalam proses yang dimiliki user, yaitu do_operation,
get_request, dan send_reply. Bagian yang pertama mengirimkan pesan ke server,
setelah proses memblok sampai server mengirimkan balasan.
Server menggunakan panggilan sistem ke dua
untuk mengindikasikan bahwa server akan menerima pesan pada port tertentu.
Server juga menggunakan panggilan sistem ke tiga untuk mengirimkan kembali
informasi ke proses yang dipanggil.
Dengan dibangun dari perintah sistem yang
primitif, maka sistem ini menjadi antarmuka untuk program aplikasi. Hal ini
diselesaikan oleh tingkat dari pengarahan yang mengijinkan pengguna untuk
berfikir terhadap struktur ini sebagai objek dan operasi-operasi terhadap objek
ini. Berhubungan dengan objek-objek adalah class. Kelas dapat berisi kelas yang
lain dan juga hierarki secara alami. Pewarisan membuat antarmuka objek untuk
implementasi manipulasi objek seperti menghapus, membaca, menulis, dan
sebagainya.
5.
Jenis-jenis
Sistem Operasi Terdistribusi
Ada berbagai macam sistem operasi
terdistribusi yang saat ini beredar dan banyak digunakan. Keanekaragaman sistem
ini dikarenakan semakin banyaknya sistem yang bersifat opensource sehingga
banyak yang membangun OS sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing, yang
merupakan pengembangan dari OS opensource yang sudah ada. Beberapa contoh dari
sistem operasi terdistribusi ini diantaranya :
a.
Amoeba (Vrije Universiteit).
Amoeba adalah sistem berbasis mikro-kernel
yang tangguh yang menjadikan banyak workstation personal menjadi satu sistem
terdistribusi secara transparan. Sistem ini sudah banyak digunakan di kalangan
akademik, industri, dan pemerintah selama sekitar 5 tahun.
b.
Angel (City University of London).
Angel didesain sebagai sistem operasi
terdistribusi yang pararel, walaupun sekarang ditargetkan untuk PC dengan
jaringan berkecepatan tinggi. Model komputasi ini memiliki manfaal ganda, yaitu
memiliki biaya awal yang cukup murah dan juga biaya incremental yang rendah. Dengan
memproses titik-titik di jaringan sebagai mesin single yang bersifat shared
memory, menggunakan teknik distributed virtual shared memory (DVSM), sistem ini
ditujukan baik bagi yang ingin meningkatkan performa dan menyediakan sistem
yang portabel dan memiliki kegunaan yang tinggi pada setiap platform aplikasi.
c.
Chorus (Sun Microsystems).
Chorus merupakan keluarga dari sistem operasi
berbasis mikro-kernel untuk mengatasi kebutuhan komputasi terdistribusi tingkat
tinggi di dalam bidang telekomunikasi, internetworking, sistem tambahan,
realtime, sistem UNIX, supercomputing, dan kegunaan yang tinggi. Multiserver
CHORUS/MiX merupakan implementasi dari UNIX yang memberi kebebasan untuk secara
dinamis mengintegrasikan bagian-bagian dari fungsi standar di UNIX dan juga
service dan aplikasi-aplikasi di dalamnya.
d.
GLUnix (University of California, Berkeley).
Sampai saat ini, workstation dengan modem
tidak memberikan hasil yang baik untuk membuat eksekusi suatu sistem operasi
terdistribusi dalam lingkungan yang shared dengan aplikasi yang berurutan.
Hasil dari penelitian ini adalah untuk menempatkan resource untuk performa yang
lebih baik baik untuk aplikasi pararel maupun yang seri/berurutan. Untuk
merealisasikan hal ini, maka sistem operasi harus menjadwalkan pencabangan dari
program pararel, mengidentifikasi idle resource di jaringan, mengijinkan
migrasi proses untuk mendukung keseimbangan loading, dan menghasilkan tumpuan
untuk antar proses komunikasi.
e.
GUIDE
Guide (Grenoble
Universities Integrated Distributed Environment) adalah sistem operasi
terdistribusi yang berorientasi obyek untuk pempangunan dan operasi dari
aplikasi terdistribusi pada PC atau server dengan jaringan yang tersambung LAN.
Guide adalah hasil penggabungan Bull and the IMAG Research Institute
(Universities of Grenoble), yang telah membangun Bull-IMAG joint Research
Laboratory. Ini juga memiliki kaitan erat dengan COMANDOS Esprit Project
(Construction and Management of Distributed Open Systems) dan BROADCAST Esprit
Basic Research project.
f.
Hurricane
Sistem operasi
Hurricane memiliki hierarki sebagai sistem operasi dengan cluster yang
merupakan implementasi dari Hector multiprocessor. Peng-cluster-an
mengatur resource pada sistem, menggunakan pasangan yang ketat antara cluster,
dan kehilangan pasangan pada cluster. Prinsip sistem terdistribusi
diaplikasikan dengan mendistribusikan dan mereplika servis pada sistem dan
objek data untuk meningkatkan kelokalan, meningkatkan konkurensi, dan untuk
mencegah sistem terpusat, sehingga membuat sistem berimbang.
g.
Mach (Carnegie
Mellon University)
Mach adalah satu
dari beberapa komunitas penelitian tentang sistem operasi. Sistem ini aslinya
dimulai di CMU, dan Mach menjadi basis dari banyak sistem penelitian. Walaupun
pekerjaan dengan Mach di CMU sudah lama tidak diterapkan, tetapi masih banyak
kelompok-kelompok lain yang masih menggunakan Mach sebagai basis pada
penelitiannya.
h.
Mach at OSF (OSF
Research Institute)
OSF Research
Institute masih menggunakan teknologi yang dimulai dari CMU dan menggunakan ini
sebagai basis dari banyak penelitian, termasuk sistem operasi untuk mesin
pararel , kernel berorientasi objek yang aman, dan penelitian-penelitian
tentang sistem operasi yang lain.
i.
Maruti (University
of Maryland) Group Members
Maruti adalah
sistem operasi berbasis waktu, yang merupakan proyek di University of Maryland.
Dengan Maruti 3.0, kita memasuki fase baru pada proyek ini. Menurut mereka,
mereka memiliki sistem operasi yang lebih nyaman untuk kalangan yang lebih
luas.
j.
Masix (Blaise Pascal
Institute MASI Laboratory)
Masix adalah sistem
operasi terdistribusi yang berbasis pada mikro kernel dari Mach, yang saat ini
di bawah pengembangan dari MASI Laboratory. Tujuan utama dari sistem ini adalah
untuk secara simultan mengeksekusi banyak data aplikasi personal, yang berjalan
baik baik di semua platform, baik Unix, DOS, OS/2 dan Win32.
k.
MOSIX (Hebrew
University, Jerusalem, Israel)
Sebuah solusi untuk
masalah saat ini menjadi ada untuk lingkungan multikomputer, yang disebut
MOSIX. Mosix adalah pengembangan dari UNIX, yang mengijinkan user untuk
menggunakan resource yang ada tanpa ada perubahan pada level aplikasi.
Dengan penggunaan yang transparan, algoritma proses migrasi dinamis, MOSIX
melayani servis jaringan, seperti NFS, TCP/IP, dari UNIX, untuk level proses,
dengan menggunakan penyeimbangan load dan distribusi dinamis pada cluster-cluster
yang homogen.
l.
Plan 9 (Bell Labs
Computing Science Research Center)
Plan 9 adalah
sistem operasi baru yang dibangun di Bell Labs. Ini adalah sebuah sistem yang
terdistribusi. Pada kebanyakan konfigurasi, ini menggunakan tiga macam komponen
: terminal yang ada pada meja pengguna, server file yang menyimpan data
permanen, dan server CPU yang melayani CPU lainnya lebih cepat,
authentikasi user, dan network gateways. Salah satu kesemuan yang
menarik dari Plan 9 adakah pengiriman file yang esensial pada semua servis
system.
m.
Puma and relatives (Sandia
National Laboratory)
Sistem operasi Puma
menargetkan aplikasi dengan performa tinggi yang dipasangkan dengan arsitektur
memory terdistribusi. Ini adalah turunan dari SUNMOS.
Sistem Operasi Terdistribusi Lainnya
Selain sistem
operasi-sistem operasi di atas, masih banyak lagi sistem operasi terdistribusi
yang dibangun, baik secara opensource maupun yang ‘closed source’.
Sistem-sistem itu diantaranya adalah:
a.
Alpha Kernel (Carnegie
Mellon University)
b.
QNX
c.
Spring Real-Time Project (University of Massachsetts, Amherst)
d.
Spring
System (Sun)
e.
Sprite
(University of California, Berkeley)
f.
Sting
g.
Sumo
(Lancaster University)
h.
Tao
Operating System (Tao Systems)
i.
Tigger
(Trinity College Dublin)
j.
TUNES
6.
Beberapa
Komponen-komponen Sistem Operasi
a.
Manajemen Proses
Proses adalah keadaan ketika sebuah program
sedang di eksekusi. Sebuah proses membutuhkan beberapa sumber daya untuk
menyelesaikan tugasnya. sumber daya tersebut dapat berupa CPU time,
memori, berkas-berkas, dan perangkat-perangkat I/O. Sistem operasi bertanggung
jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen proses seperti:
1)
Pembuatan dan penghapusan proses pengguna dan sistem proses.
2)
Menunda atau melanjutkan proses.
3)
Menyediakan mekanisme untuk proses sinkronisasi.
4)
Menyediakan mekanisme untuk proses komunikasi.
5)
Menyediakan mekanisme untuk penanganan deadlock.
Dalam
sistem operasi terdistribusi yang sejati, tiap proses berada pada alamat
segmen-segmen virtual. Proses-proses ini dapat memiliki lebih dari satu
hubungan. Kaitan-kaitan ini dialokasikan ke prosesor-prosesor sampai semua
prosesor habis digunakan. Hasil dari manajemen proses seperti ini menghasilkan
utilisasi yang lebih baik, di mana tidak perlu switch apabila harus ada
proses yang berat, karena satu proses dialokasikan ke satu prosesor. Sedangkan
untuk proses yang tidak kebagian tempat, maka akan masuk ke antrian.
Kaitan-kaitan proses ini menggunakan semaphore untuk menunjukkan
aktifitasnya (Tanenbaum hal. 1).
Masing-
masing proses memiliki kontrol sendiri pada spasi alamatnya. Masing-masing
proses dapat menambah atau menghapus segmen dari spasi alamat virtualnya
melalui operasi pemetaan. Objek seperti file yang berisi kapabilitas,
dan yang membaca adalah kernel, dan apabila proses diijinkan, maka ia
dapat memetakan atau menghapus pemetaan segmen pada alamat virtualnya.
Untuk
membangun sebuah proses, maka pendekripsi proses mengirimkannya ke kernel. Hal
ini diketahui sebagai pengiriman request untuk proses. Sebuah deskriptor
proses dapat berisi deskriptor host, kapabilitas proses, penanganan
kapabilitas, dan juga jumlah segmen.
Deskriptor
host berisi proses ini memiliki jenis apa, dan dapat berjalan di mana. Isinya
adalah baris instruksi, kebutuhan memori, kelas mesin, informasi, dan sebagainya.
Kernel harus memiliki deskriptor host yang sama untuk melanjutkan proses.
Kapabilitas
proses adalah memiliki tingkatan lebih tinggi dari proses, yang mengatur apa
yang dapat dilakukan oleh proses, atau proses ini hanya dapat dilakukan oleh
siapa. Pengatur kapabilitas mirip dengan hal ini, tetapi hanya bekerja untuk
proses yang tidak normal.
Alamat
proses terenkapsulasi di dalam peta memori internal. Peta ini meiliki entri
untuk setiap segmen dari alamat untuk proses yang potensial. Entri berisi alamat
virtual, panjang segmen, pemetaan segmen, dan kapabilitas dari objek yang
mengetahui dari mana objek tersebut diinisialisasi.
Ada
juga kaitan pemetaan yang mendeskripsikan atribut yang lain, termasuk di
antaranya mendefinisikan inisial keadaan dari kaitan, status prosesor, program
counter, stack pointer, stack base, nilai register, dan keadaan sistem
pemanggil. Hal ini mengijinkan deskriptor untuk digunakan di proses.
Proses
memiliki dua macam keadaan, yaitu proses sedang berjalan atau sedang stunned.
Stunned terjadi bila proses masih ada, tetapi tidak melakukan eksekusi
apapun, atau sedang dalam proses debug. Pada keadaan ini kernel memberitahu
komunikator (kernel yang lain) adanya proses yang dalam keadaan stunned. Kernel
yang lain tersebut berusaha berkomunikasi dengan proses itu sampai proses di-kill
atau proses tersebut berjalan kembali. Debugging dan migrasi pada
proses ini selesai setelah adanya stunning.
b.
Manajemen Berkas
Dalam sistem operasi terdistribusi ini sistem
berkas dipetakan dengan baik dengan berorientasi pada objek yang ada dan
kapabilitasnya. Hal ini akan menjadi berkesan abstrak, terutama untuk kelas
pengguna. Ada tingkatan yang lebih ekstra dalam pemetaan berkas yang ada, mulai
dari simbol, pengurutan nama path, dan kapabilitasnya. Melalui sistem
ini objek lokal tidak ada bedanya dengan objek publik.
Dalam sistem ini ada semacan tingkatan akses
yang sebenarnya mirip UNIX. Setiap user dan group memiliki hak akses yang
berbeda-beda pada setiap berkas atau folder yang ada pada sistem operasi
terdistribusi.
Dalam implementasi sistem Amoeba, terutama di
negeri Belanda, hak akses yang dimiliki pengguna terbatas pada hak baca file,
tulis/membuat file, dan hapus file. Dengan hal ini, maka keamanan server dapat
terjaga.
Pelayanan terhadap direktori yang ada dibuat
sangat ketat dalam hal keamanan. Bahkan dibuat semacan kode acak yang akan
menyandikan file tersebut sehingga tidak mudah dibaca oleh siapapun. Kode
penyandinya akan digunakan lagi oleh sistem untuk mengembalikan file seperti
semula kepada user. Kode ini hanya akan diberikan kepada pemilik file tersebut.
Jadi ketika user mengakses file/berkas yang bersangkutan, maka kode penyandi
akan dibuat oleh sistem, agar pemilik file dapat membacanya.
Pelayanan
direktori ini juga bertanggungjawab dalam hal backup sistem. Hal ini
akan menyebabkan file selalu berada dalam keadaan yang aman, dan lebih kebal
tehadap gangguan yang terjadi di dalam sistem, karena pelayanan direktori ini
menyimpan cache dari file atau direktori yang berada pada sistem.
c.
Manajemen Memori Utama
Memori utama atau lebih dikenal sebagai
memori adalah sebuah array yang besar dari word atau byte,
yang ukurannya mencapai ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan. Setiap word atau
byte mempunyai alamat tersendiri. Memori Utama berfungsi sebagai tempat
penyimpanan yang akses datanya digunakan oleh CPU atau perangkat I/O. Memori
utama termasuk tempat penyimpanan data yang sementara (volatile),
artinya data dapat hilang begitu sistem dimatikan.
Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas
yang berkaitan dengan manajemen memori seperti:
1)
Menjaga track dari memori yang sedang digunakan dan siapa yang
menggunakannya.
2)
Memilih program yang akan di-load ke memori.
3)
Mengalokasikan dan meng-dealokasikan ruang memori sesuai kebutuhan.
d.
Manajemen Sistem I/O
Sering disebut device manager.
Menyediakan "device driver" yang umum sehingga operasi I/O
dapat seragam (membuka, membaca, menulis, menutup). Contoh: pengguna
menggunakan operasi yang sama untuk membaca berkas pada hard-disk,
CD-ROM dan floppy disk.
Komponen Sistem Operasi untuk sistem I/O:
1)
Buffer:
menampung sementara data dari/ ke perangkat I/O.
2)
Spooling:
melakukan penjadualan pemakaian I/O sistem supaya lebih efisien (antrian dsb.).
3)
Menyediakan driver untuk dapat melakukan operasi
"rinci" untuk perangkat keras I/O tertentu.
e.
Jaringan
Sistem terdistribusi adalah sekumpulan
prosesor yang tidak berbagi memori atau clock. Tiap prosesor mempunyai
memori sendiri. Prosesor-prosesor tersebut terhubung melalui jaringan komunikasi
Sistem terdistribusi menyediakan akses pengguna ke bermacam sumber-daya sistem.
1)
Increased data availability.
2)
Enhanced reliability.
3)
Computation speed-up.
4)
Increased data availability.
5) Enhanced reliability.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam sistem operasi terdistribusi terjadi
proses yang lebih rumit dari sistem yang biasa, tetapi dapat menghasilkan suatu
sistem dengan performa dan kemampuan yang lebih.
Dari uraian di atas telah banyak disinggung
keunggulan-keunggulan dari sistem operasi terdistribusi. Tetapi di samping
keunggulan-keunggulan yang ada sistem ini juga memiliki kelemahan yang banyak,
diantaranya adalah perawatan tiap cluster yang sangat sulit, selain itu juga
boros daya, karena harus menghidupkan banyak CPU, membutuhkan jaringan
berkecepatan tinggi.
Kelemahan-kelemahan tersebut sebenarnya tidak
seberapa jika dibandingkan dengan hasilnya. Misalnya saja search engine paling
ramai seperti Google™, yang menggunakan teknologi ini, karena hardware yang
paling canggih saat ini masih belum mencukupi untuk menangani jutaan request ke
server Google tiap detiknya, sehingga mereka harus membuat sistem pararel yang
mampu melayani keperluan tersebut. Selain itu dalam dunia research, juga
diperlukan sistem ini, terutama untuk melakukan perhitungan-perhitungan yang
tentu saja sangat rumit dan membutuhkan pemroses yang hebat dan cepat supaya
dapat segera dicari hasilnya.
B.
Saran
Seorang mahasiswa IT harus paham tentang
system operasi dan apa-apa saja yang ada dalam system operasi, sehingga dapat
menganalisa masalh system operasi dan menentukan solusi yag tepat untuk masalah
tersebut. Kami berharap kepada para mahasiswa agar dapat memahami apa yang akan
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_operasi
vlsm.org, Komponen Sistem Operasi,
Wahyu Wijanarko, Sistem Operasi Terdistribusi,
Hariyanto, Bambang, Ir. Sistem Operasi,
Bandung : Informatika, 1997
Tanenbaum, Andrew S. The Amoeba
Distributed Operating System
Gottlieb, Allen. Distributed Operating
System Lectures Notes Spring 1997-1998
Silverschatz Galvin, Operating System
Concepts, Addison-Wesley 1998
http://java.icmc.sc.usp.br/os2_course/
http://www.cs.arizona.edu/people/bridges/os/distributed.html
http://www.cs.vu.nl/~ast/books/mos2/sample1.pdf
http://people.msoe.edu/~sebern/courses/cs384/papers9899/fedke.pdf
http://www.cs.panam.edu/~meng/Course/CS6334/Note/master/
http://allan.ultra.nyu.edu/gotllieb/os
ftp://ftp.cse.ucse.edu
http://www.tu-chemnitz.de/mbv/TechnThDyn/mpf/Athlon_Cluster/cluster1.jpg
http://www.webstart.com/jed/papers/Managing-Domains/Figure-2b.gif
http://www.cs.vu.nl/pub/amoeba/
http://www.mosix.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar