PENGANTAR
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia
bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor
produksi yang paling dominan. Sesudah terjadi revolusi industri, dengan
ditemukannya mesin uap, ekonomi global ber-evolusi ke arah ekonomi industri
dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting.
Menjelang peralihan abad sekarang inl, cenderung manusia menduduki tempat
sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini
berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi
(information focused).
Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang
peranan sebagai teknologi kunci (enabler-technology)Kemajuan teknologi
informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya
cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi
barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau
Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat
pasca industri.
Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau
jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau
antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau
“Global village”. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau
“distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya.
Terbentuknya masyarakat informasi melalui proses
transisi dari masyarakat sebelumnya yaitu masyarakat pra pertanian, masyarakat
pertanian dan masyarakat industri, yang dipacu atau dipercepat dengan
terjadinya perubahan teknologi komunikasi.
Sejak istilah apa yang disebut masyarakat informasi diperkenalkan
pada tahun 1962 ( Machlup, 1962, dalam May, 2002:3), perdebatan
ramai
mengenai apa dan bagaimana dampak information society atau
masyarakat
informasi terus berlanjut sepanjang garis kontinum dengan berbagai
dimensi yang berbeda. Secara umum, masyarakat informasi mengacu
pada
suatu masyarakat dimana produksi, distribusi, dan pengolahan
informasi
merupakan aktifitas utamanya (Anonimus, 2006). Masyarakat ini
menekankan pentingnya peran teknologi informasi dan komunikasi
(ICT)
serta akses dibawah pengaruh ekonomi, politik, dan lingkungan
sosial
(Geldof, 2005).
Sementara ICT secara universal dipandang netral, pihakpihak
yang diuntungkan dan yang dirugikan ternyata cukup banyak
tergantung pada bagaimana lingkungan tersebut dilihat. Dengan kata
lain,
munculnya si untung dan si rugi dari investasi di bidang ICT
bersifat
kontekstual. Dengan melihat bahwa risiko-risiko kerugian potensial
dapat
dibenarkan bila dibandingkan dengan banyaknya manfaat yang dapat
diperoleh suatu masyarakat dari ICT, artikel ini memandang bahwa
usaha-usaha untuk mencari keseimbangan yang tepat diantara
penggunaan
ICT dengan beragamnya ekonomi, politik, dan lingkungan sosial
MASYARAKAT INFORMASI
Pada akhir 1900, pekerja di bidang informasi atau
media hanya berjumlah sekitar 10%. Pada akhir masyarakat industri dan merupakan
awal era informasi di sekitar tahun 1950-an, pekerja di bidang media /
informasi telah mencapai 30% dari berbagai jenis pekerjaan.
Pada akhir 50-an dimana mulai berkembang teknologi
komunikasi bersamaan dengan berkembangnya teknologi komputer, maka pekerja yang
bergerak di bidang media dan informasi menjadi sekitar separuh dari jumlah
jenis pekerjaan yang ada, yang ini dimulai sekitar akhir tahun 60-an.
Konvergensi media ini terwujud melalui beberapa jalan,
antara lain terjadinya integrasi teknologi, merging dari perusahaan –
perusahaan media, perubahan dari lifestyle, perubahan pola dan jenis karir,
perubahan peraturan – peraturan, perubahan issue – issue sosial, yang semuanya
menyebabkan terjadinya dinamika sosial.
Dengan berkembangnya Information and Communication Technology (ICT) pada Masyarakat
Informasi, maka berkembang pula proses – proses komunikasi. Komunikasi
interpersonal se olah – olah lalu menjadi :
Tidak Berjarak; Dapat Dilaksanakan serentak lebih dari dua orang; Jarak dalam cara berkomunikasi tidak lagi menjadi kendala. Terjadi merger kemampuan, baik antara orang yang berkomunikasi dengan pencipta software yang digunakan dalam berkomunikasi maupun diantara orang – orang yang berkomunikasi menggunakan fasilitas ICT; Dalam waktu yang relatif singkat orang yang berkomunikasi akan segera diperkaya informasinya, sehingga mempunyai kemungkinan merubah pandangan – pandangannya dalam waktu yang relatif singkat.; Bidang ilmu dan lapangan kerja di bidang komunikasi lalu berkembang.
Tidak Berjarak; Dapat Dilaksanakan serentak lebih dari dua orang; Jarak dalam cara berkomunikasi tidak lagi menjadi kendala. Terjadi merger kemampuan, baik antara orang yang berkomunikasi dengan pencipta software yang digunakan dalam berkomunikasi maupun diantara orang – orang yang berkomunikasi menggunakan fasilitas ICT; Dalam waktu yang relatif singkat orang yang berkomunikasi akan segera diperkaya informasinya, sehingga mempunyai kemungkinan merubah pandangan – pandangannya dalam waktu yang relatif singkat.; Bidang ilmu dan lapangan kerja di bidang komunikasi lalu berkembang.
Berbagai perkembangan kondisi yang diungkap
diatas, berdampak pula bagi pola aktivitas komunikasi yang
diistilahkan sebagai berkembangnya pola dan fungsi serta manfaat interaktivitas
atau interactivity dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, termasuk ekonomi,
keuangan dan bidang politik.
Pengertian Masyarakat Informasi
Information society atau masyarakat Informasi adalah
sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat dan
sebuah ekonomi yang dapat membuat kemungkinan terbaik dalam menggunakan
informasi dan teknologi komunikasi baru (new information and communication
technologies(ICT’s)).
Dalam masyarakat informasi orang akan mendapatkan
keuntungan yang penuh dari teknologi baru dalam segala aspek kehidupan di tempat kerja, di rumah dan tempat bermain.
Contoh dari ICT’s adalah: ATM untuk penarikan tunai dan pelayan perbankan
lainnya, telepon genggam(handphone), teletext television, faxes dan pelayan
informasi seperti juga internet, e-mail, mailinglist, serta komunitas maya (virtual
community) lainnya.
Pengertian lain dari informastion society atau
masyarakat informasi adalah suatu keadaan masyarakat dimana produksi,
distribusi dan manipulasi suatu informasi menjadi kegiatan utama. Jadi dapat
dikatakan bahwa pengolahan informasi adalah inti dari kegiatan.
Ciri – ciri
Masyarakat Informasi
- Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam kehidupan masyarakatnya sehari – hari pada organisasi – organisasi yang ada, dan tempat– tempat kerja
- Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta kegiatan– kegiatan lainnya.
- Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh
- Mailing List
- Chatting
- Friendster
Munculnya Era Informasi dan Penggunaan Teknologi Informasi
Masyarakat adalah suatu institusi yang bersifat kontekstual dimana
suatu nilai yang telah disepakati pada satu komunitas belum tentu
relevan
jika diterapkan di komunitas lain. Munculnya era informasi tidak harus
menciptakan tingkat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
yang sama pada masyarakat seluruh dunia. Castells dan Himanen
(2002)
menunjukkan bahwa setiap inisiatif pengembangan ICT harus relevan
dan
menyentuh struktur terdalam dalam sebuah masyarakat.
Dengan kata lain,penggunaan
sudut pandang sosio-ekonomi dan politik dapat memfasilitasi masyarakat untuk
berkonsentrasi pada kebutuhan lokal mereka, yang lebih memiliki pembelajaran
kontekstual (ODI, 2003). Pertimbangan ini juga meminta suatu transformasi
struktur yang mendasar pada masyarakat
informasi agar dapat berkembang (Committee for the Future, 2004).
Konsekuensinya, pemikiran ini dapat menciptakan pihak penerima
manfaat dan pihak korban dari penggunaan ICT.
Dengan era informasi ini, semuanya menjadi serba yaitu
serba murah, cepat, tepat, dan
akurat. Teknologi Komunikasi mutaakhir telah
menciptakan apa yang disebut “publik dunia”. Bersamaan dengan perkembangan
teknologi komunikasi ini, meningkat pula kecemasan tentang efek media massa
terhadap masyarakat (khalayak). Di era globalisasi saat ini media massa
mempunyai peranan penting dalam membentuk pola hidup masyarakat. Media menjadi
patokan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, terutama bagi masyarakat
informasi, mereka dengan mudah dapat mengakses segala informasi yang mereka
butuhkan.
Globalisasi
Konvergensi perusahaan media juga melahirkan grup
media yang dapat memanfaatkan penyebaran berita dalam membentuk opini untuk
disebarkan ke berbagai jenis media yang berbeda di bawah naungan grupnya.
Sebuah grup MNC di bidangmedia seperti CNN, atau MNC di Indonesia, misalnya
menaungi beberapa media TV, radio, surat kabar, internet dll. Melalui media
massa dapat membentuk realitas kehidupan masyarakat sejalan dengan kapitalis neo
liberalism. Di era globaisasi saat ini media massa mempunyai peranan
penting dalam membentuk pola hidup masyarakat. Media massa berlomba-lomba
menyuguhkan acara atau pemberitaan tertentu yang dapat menarik minat khalayak,
sesuai dengan fungsi media massa sebagai media informasi, media pendidikan dan
hiburan. Bahkan dewasa ini media massa dikategorikan sebagai The Third Power
(kekuatan/kekuasaan ke tiga) setelah money (uang) dan power
(kekuasaan) itu sendiri. Dengan demikian para penguasa ekonomi (baca
konglomerat) dan penguasa negara berlomba-lomba untuk mendirikan media atau
membeli perusahaan media yang ada. Pencitraan (image) telah menjadi mode bagi
kalangan politisi dewasa ini, lihat dalam kampanye calon legislatif dan calon
presiden telah memanfaatkan media massa dalam kampanye mereka. Shirly Biagy
(1995) menyatakan bahwa dana kampanye banyak dihabiskan melalui media massa
terutama televisi.”The rising cost of national political campaigns is
directly connected to the expence of television advertising. TV is very efficient
way to reach large numbers of people quickly, but campaigning for television
also distances the candidates from direct public contact.
Sebagai salah satu varian dari kapitalisme adalah neo
liberalism yang merupakan bentuk modern liberalisme klasik dengan tiga ide
utamanya, yaitu pasar bebas, peran negara yang terbatas, dan individualism
(Adams, 2004). Implikasi dari perpaduan ideologi pasar bebas memarginalkan
peran negara dan mengutamakan tanggungjawab individu. Dalam skala global dengan
dikuasainya perusahaan media oleh penguasa dan konglomerat yang banyak dimiliki
oleh negara-negara maju, negara-negara super power dan Eropa akan mendominasi
sumber informasi dan dapat menekan negara-negara lain di bidang ekonomi,
militer, politik dan budaya. Dunia ke tiga atau negara-negara miskin dengan
terpaksa tunduk serta tidak berdaya dalam menghadapi rekayasa informasi yang
sering menyudutkan negara-negara berkembang. Selanjutnya dengan diperkecilnya
peran negara maka peran masyarakat dan media massa akan semakin besar dan
bahkan menjadi pilar demokrasi. Terbentuknya masyarakat informasi adalah sebuah
kenicayaan di era informasi yang sangat terbuka ini, seperti dikatakan Mc
Luchan bahwa dunia sekarang sudah menajadi “desa global” (global village) di
mana tidak ada lagi suatu peristiwa yang terjadi di penjuru dunia yang tidak
diketahui oleh masyarakat di belahan dunia lain pada saat terjadinya (real
time). Pengaruh globalisasi tersebut akan sangat mempengaruhi lembaga
pemerintah, lembaga politik, budaya dan life style masyarakat.
2
Perkembangan
Teknologi Komunikasi
Hakikat teknologi adalah the systemaric application
of scientific or other kowledge to pratical task (Galbraith). Selanjutnya
perkembangan teknologi komunikasi secara langsung telah memberikan efek
terhadap perkembangan masyarakat. Sardar mengatakan
bahwa dulu bangsa-bangsa berjuang menguasai wilayah atau berjuang untuk
kemerdekaan wilayahnya, sekarang orang mulai berjuang untuk menguasai “bidang
baru” yaitu informasi agar tidak dikendalikan oleh yang menguasai informasi.
Penguasaan informasi harus dimulai dengan penguasaan dan pengendalian terhadap
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi itu sendiri. Ciri-ciri dari
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT, information and
commnication technology) dewasa ini ditandai dengan 1) The Rise of Internet,
munculnya Web dengan information super high way. 2) Convergencing
Industries, munculnya industri digital yang mengglobal, dan 3).Convergecing
Technologies, seperti CD digital, TV transmitte in digital format,
telpon seluler dll. (Kemunculan TV digital di Indonesia yang diresmikan oleh
Presiden RI pada hari kebangkitan Nasional 20 Mei 2009, oleh presiden dinyatakan
sebagai revolusi ketiga di bidang informasi di Indonesia. Revolusi pertama
ditandai dengan munculnya TV RI yang diresmikan oleh Presiden Soekarno tahun
1964, dan revolusi ke dua ditandai dengan peluncuran Satelit Palapa tahun 1976
oleh Presiden Soeharto). Satelit Komunikasi yang ditahun 1945 baru merupakan
gagasan yang ditulis oleh Athur C. Clark dalam majalah Wireless
World edisi Oktober 1945 dapat diwujudkan oleh Jhon R Piere dari Bell
Laboratories dengan didemontrasikannya kelayakan komunikasi ruang angkasa
dengan satelit ECHO dan Telstar. Bahkan Satelit Komunikasi, digital recording
dan Internet adalah contoh dari Revolusi Ketiga Informasi di dunia.
Kemunculan internet telah mempermudah komunikasi dan
penyaluran informasi ke seluruh dunia, teknologi Wolrd Wide Web sebagai
multimedia portions, dengan HTMLnya dapat membuat halaman-halaman web.
Teknologi Satelit (dimana Indonesia, 1976 adalah negara kedua waktu itu setelah
Canada yang memiliki satelit komunikasi) telah melahirkan siaran TV-DBS (direct
broadcating system) dan dilengkapi dengan kemunculan kabel optik yang bisa
menyalurkan informasi dalam jumlah besar dan cepat, information super
highway.
Perkembangan ICT tersebut diatas tidak saja
mempengaruhi media Internet dan TV, tetapi juga memasuki dunia industri
media,seperti media cetak, radio dan munculnya New Multimedia.
• Media cetak seperti buku, majalah dan surat
kabar. Trend teknologi di bidang media cetak ditandai dengan penggunaan bahasa
digital (digitizing, making an image computer readable as with scaner), deskop
publishing is the composition, seperti tata letak (lay out) dan mencetak
dengan menggunakan dikendalikan oleh PC (Personal Computer), juga publishing
(penyebaran dan pendistribuasian informasi melalui internet dan CD, serta teknologi
komputer telah merubah cara mempublish (menerbitakan) buku, majalah dan surat
kabar, bahkan mempercepat proses cetak, seperti cetak jarak jauh dengan biaya
yang lebih murah. Surat Kabar yang terbit di Jakarta seperti Republika, Kompas
dll. Juga dicetak di Makassar dan Medan dengan teknologi cetak jarak jauh,
sehingga masyarakat di dua kota tersebut sudah dapat membaca surat kabar di
pagi hari seperti orang Jakarta.
• Radio, yang sejak tahun 1940an telah menjadi
kekuatan budaya dan politik, menjadi lebih signifikan perkembangannya dengan
ditemukannya gelombang FM oleh Edwin Amstrong. Dewasa ini media radio
audiensnya telah tersegmentasi seperti media lain. Siaran radio digital dan
radio satelit telah menawarkan pilihan-pilihan bagi pendengar. Dengan demikian
persaingan industri radio semakin ketat dan telah meningkatkan perkembangan
dunia industri radio dewasa ini.
• Munculnya New Multimedia, suatu konvergensi
dari televisi, telepon, computer, data base dan delevery system. Misalnya,
sebuah Note Book yang tersambung dengan internet dengan ukuran layan 8 inch
Anda dapat menikmati siaran TV manca negara sambil menunggu pesawat di airport,
dapat mengirim dan menerima email dan telepon, melihat data perkembangan
perusahaan dan mengevaluasi serta dapat mengambil keputusan di mana dan kapan
saja, dengan kemunculan New Multimedia hambatan waktu dan tempat tidak lagi
menjadi masalah.
3. Dampak dari perkembangan teknologi komunikasi
atau globalisasi.
Terdapat tiga ketimpangan yg mencolok :
Terdapat tiga ketimpangan yg mencolok :
a. Porsi pengeluaran Negara-negara2 berkembang sekitar
3 % dan hanya memiliki 13 % dari seluruh ilmuan yg ada di dunia dan bertumpuk
di India, Brazil, Argentina dan Mexico
b. Negara-negara berkembang harus meningkatkan porsi untuk pengeluaran bidang industry dari 7 % menjadi 25 %. Tahun 1980 hanya 9 %.
b. Negara-negara berkembang harus meningkatkan porsi untuk pengeluaran bidang industry dari 7 % menjadi 25 %. Tahun 1980 hanya 9 %.
c. Nilai peralatan pengolahan data, diperkirakan AS,
Jepang dan Eropa Barat mencapai 83 % dari seluruhan dunia (1978). 17 % dimiliki
bersama dan th 1988 meningkat 20 %.
Di samping itu otomasi besar-besaran akan menyebabkan
pengangguran, contoh sebuah computer bisa menyebabkan ribuan orang tak lagi
dibutuhkan, dan juga menimbulkan dilemma-dilemma moral lainnya.
Dari sini disadari betapa besarnya peranan pendidikan dan ilmu pengetahuan, sebab
“the knowledge gap hypothesis posits that the “information-rich” benefit more
from exposure to communications media than the “information-poor” Hal
tersebut akibat dari perbedaan tingkat pendididkan, akses terhadap sumber
informasi seperti perpustakaan dan computer rumah yang tersambung dengan
internet merupakan suatu keniscayaan di era informasi
Dalam menghadapi informasi melalui media massa yang
perlu mendapatkan perhatian adalah di mana sementara orang kurang nyaman untuk
mencari penyelesaian konflik, dan membicarakan berita-berita yang kurang baik
(bad news) melalui teknologi komunikasi. Hal-hal negatif lainnya dari media
massa adalah kekerasan yang seringkali dituduhkan masyarakat kepada siaran
televisi, akan tetapi sebenarnya televisi hanya salah satu penyebab dari kekerasan
dan bukan satu-satunya penyebab, seperti kemukakan Sherly Biagy,(1995) “several
sub sequent studies have suggested that TV violence causes aggression among
children. Researchers caution, however, that TV violence is not the cause of
aggressiveness, but a cause of aggressiveness”
Selain dampak negatif tentu saja banyak hal-hal yang
positif yang dapat dipetik dari perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi, dengan perubahan institusi seperti perubahan lembaga-lembaga
pendidikan, munculnya system pendidikan Jarak Jauh atau terbuka, seperti
Universitas Terbuka, SMP Terbuka, Open University di London, India, Pakistan
dan lain-lain.
Dalam bidang ekonomi dan perdagangangan, ditandai
dengan munculnya e- Banking, e-comers, e-money, dan resesvasi tiket pesawat dan
hotel melalui internet. Dibidang kesehatan munculnya e-medicin dan yang tak
kalah pentingnya adalah sistem kependudukan di mana diharapakan setiap KTP atau
IC harus memiliki chips, seperti di negara tatangga, pendataan
kependudukan sudah computerize dan dapat diakses melalui internet
sehingga perpindahan penduduk dapat dilacak dan diketahui dengan mudah. Dengan
demikian masalah daftar pemilih tetap dalam Pemilu dapat diatasi dengan mudah
dan dengan data kependudukan yang akurat. Wujud sistem komunikasi yang
dihasilkan oleh kemajuan teknologi menurut Bell (1979) :
Pertama, jaringan
pengelolaan data yang memungkinkan orang berbelanja cukup dengan menekan
tombol-tombol komputer di rumah masing-masing, pesanan akan dikirimkan langsung
ke rumah.
Kedua, bank informasi dan sistem penyelusuran yang memungkinkan pemakainya menelusuri informasi yang diperlukan serta memperoleh copy cetaknya dalam waktu cepat.
Ketiga, sistem teleks yang menyediakan informasi mengenai segala rupa kebutuhan, seperti cuaca, informasi finansial, iklan terklasifikasi, katalog segala macam produk lewat layar televisi di rumah masing-masing.
Kedua, bank informasi dan sistem penyelusuran yang memungkinkan pemakainya menelusuri informasi yang diperlukan serta memperoleh copy cetaknya dalam waktu cepat.
Ketiga, sistem teleks yang menyediakan informasi mengenai segala rupa kebutuhan, seperti cuaca, informasi finansial, iklan terklasifikasi, katalog segala macam produk lewat layar televisi di rumah masing-masing.
Keempat, sistem
faksimili yang memungkinkan pengiriman dokumen secara electronik.
Kelima, jaringan
komputer interaktif yang memungkinkan pihak-pihak yang berkomunikasi
mendiskusikan informasi melalui komputer.
Dengan semakin berkembangnya pekerjaan di bidang informasi dan semakin banyaknya sarana komunikasi, menurut F. Latham (dalam Toffler, 1992) maka jumlah orang yang dapat bekerja di rumah atau di pusat-pusat kerja setempat juga semakin banyak. Hal tersebut disebabkan berbagai kekuatan yang ampuh sedang bertemu membentuk suatu kekuatan yang hebat untuk menciptakan “pondok elektronik”. Indikasinya adalah pergantian yang menguntungkan antara transportasi dengan telekomunikasi.
Dengan semakin berkembangnya pekerjaan di bidang informasi dan semakin banyaknya sarana komunikasi, menurut F. Latham (dalam Toffler, 1992) maka jumlah orang yang dapat bekerja di rumah atau di pusat-pusat kerja setempat juga semakin banyak. Hal tersebut disebabkan berbagai kekuatan yang ampuh sedang bertemu membentuk suatu kekuatan yang hebat untuk menciptakan “pondok elektronik”. Indikasinya adalah pergantian yang menguntungkan antara transportasi dengan telekomunikasi.
Hambatan di
Era Informasi
Dari uraian di atas dapat diketahui betapa pentingnya
informasi bagi masyarakat dan pembangunan suatu negara, apalagi di era
teknologi infomasi dan komunikasi ini. Walaupun tetap ada dampak negatifnya
atau efeknya, tetapi hal itu sangat tergantung pada bagaimana manusia atau
masyarakat mempergunakan dan mensikapinya. Manusia atau masyarakat yang dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut dengan benar maka dia akan mendapat
manfaat yang besar karena dengan teknologi tersebut akan memberikan berbagai kemudahan
dalam mencapai tujuannya. Tetapi manusia yang menyalahgunakannya maka akan
menimbulkan berbagai kerusakan alam dan degradasi moral manusia.
Bagi Indonesia dalam memasuki era informasi
memang banyak kendala yang harus dihadapi, terutama masih adanya kesenjangan
informasi dan belum siapnya masyarakat dan negara dalam menghadapinya. Dengan
adanya masalah tersebut tentu bangsa kita belum dapat bersaing di era global
ini.
Belum siapnya negara kita dalam menghadapi era
informasi adalah karena bangsa kita pada saat ini baru melaksakan
pembangunan. Di samping itu sebagai negara berkembang juga masih kekurangan
dana, infrastruktur dan sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas.
Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk mengadakan infrastruktur teknologi informasi
dan komunikasi membutuhkan modal yang besar. Di samping itu manusia sebagai human
capital sangat menentukan dalam mencapai suatu tujuan.
Manusia dalam pembangunan adalah sebagai agent of
change. Manusia selain sebagai obyek juga sebagai subyek dari pembangunan
itu sendiri. Sebesar apapun modal fisik yang dipunyai dan secanggih apapun
teknologi yang digunakan maka semua itu akan sia-sia apabila kualitas sumber
daya manusianya masih rendah.
Selain kekurangan dana, problem yang dihadapi bangsa
kita saat ini adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka buta huruf dan masih rendahnya minat
baca serta masih berkembangnya tradisi lesan, terutama pada masyarakat yang
hidup di pedesaan dan daerah terpencil. Padahal informasi dan pengetahuan
biasanya disajikan dalam media bacaan, baik cetak maupun non cetak, seperti
buku, koran, majalah, internet dan sebagainya. Namun merek informasi bukan hanya
terbatas pada kebiasaan membaca, tetapi lebih dari itu yaitu kesanggupan untuk
memahaminya (literasi informasi). Di samping itu juga dengan adanya tradisi
yang masih menganggap rendah kedudukan perempuan dari pada laki-laki baik dalam
kehidupan rumah tangga, dalam pendidikan maupun dalam mendapatkan pekerjaan
yang dapat membuat perempuan tidak berdaya. Rendahnya kualitas sumber daya
manusia tersebut dapat menyebabkan rendahnya posisi tawar dan fungsi kontrol
mereka terhadap kelemahan berbagai lembaga pelayanan publik.
Hambatan lain adalah masih adanya kesenjangan
informasi dan pengetahuan. Kesenjangan ini dapat terjadi apabila informasi
tidak tersebar secara merata kepada seluruh masyarakat dan apabila banyak
informasi yang tertutup, sehingga masyarakat mempunyai informasi yang terbatas.
Ketidakseimbangan arus informasi tersebut dapat terjadi antara masyarakat kota
dan masyarakat pedesaan, antara kelompok minoritas yang kaya dengan
kelompok mayoritas yang miskin dan antara kelompok elite dan massa, yang menyebabkan
berkurangnya kegiatan komunikasi dan mengurangi kegiatan persediaan dan
permintaan di “pasar informasi”, sehingga dapat mengurangi sirkulasi informasi
yang lebih bebas.
Sampai saat ini masih ada kesenjangan informasi antara
masyarakat kota dengan masyarakat pedesaan dan daerah terpencil. Kesenjangan
ini disebabkan masih terbatasnya infrastruktur di daerah pedesaan dan daerah
terpencil sehingga masih kesulitan untuk mengakses informasi yang mereka
butuhkan, sedangkan di perkotaan sumber-sumber informasi itu relatif banyak dan
mudah didapatkan.
Perbedaan status sosial seperti ekonomi, pendidikan
dan sebagainya juga dapat menyebabkan kesenjangan informasi. Orang kaya
cenderung mudah mendapatkan berbagai sumber informasi, sedangkan orang miskin
tidak mampu untuk mendapatkan sumber-sumber informasi terebut karena lebih
memikirkan ekonominya dari pada memikirkan untuk mendapatkan suatu sumber
informasi. Orang yang berpendidikan tinggi juga cenderung mudah mendapatkan
sumber-sumber informasi yang mereka butuhkan, sedangkan orang yang
berpendidikan rendah akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi.
Kelompok elite karena mempunyai kekuasaan dan modal
besar juga sering memonopoli sumber-sumber informasi, seperti informasi dari
media massa. Dalam suatu negara berkembang seperti Indonesia, monopoli juga
dapat terjadi antara pusat dan bawah, yang disebut arus satu arah dari atas ke
bawah, sehingga tidak ada kebebasan informasi karena biasanya orang hanya
menerima informasi saja, sedangkan untuk mencari dan menyampaikan informasi
masih sering diabaikan. Beberapa hambatan terhadap kebebasan informasi sering
disebabkan karena adanya peraturan yang menekan, adanya sensor, intimidasi dan
kekerasan fisik, birokrasi yang berbelit-belit, infrastruktur yang tidak
memadai dan takut pada penguasa.
Hambatan terebut pernah terjadi pada masa pemerintahan
orde baru, dan setelah terjadi reformasi, beberapa hambatan
berangsur-angsur mulai menghilang. Namun pada saat ini yang sering terjadi
adalah adanya birokrasi yang masih berbelit-belit dan kinerja aparat pelayanan
publik yang belum transparan dan akuntabel, di sisi lain masyarakat belum
mempunyai bargaining power dan kontrol terhadap kinerja aparat tersebut.
Adanya berbagai masalah seperti tersebut di atas
menyebabkan sampai saat ini masyarakat dan negara kita belum mempunyai empowerment
dalam menghadapi era informasi yang sangat kompetitif ini. Untuk menyelesaikan
masalah tersebut maka perlu ada perhatian dari semua pihak yang terkait seperti
pemerintah, lembaga legislatif, para profesional dan sebagainya. Selain itu
keberhasilan memecahkan masalah ini juga sangat tergantung dari partisipasi
masyarakat agar selalu aktif mencari dan memanfaatkan informasi yang dibutuhkan
serta menyampaikan berbagai keluhan kepada pemerintah apabila mendapat
pelayanan informasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Masyarakat Informasi Yang
Diuntungkan
dan Yang Dirugikan
Para pendukung yang sangat mengadopsi ICT memandang sosioekonomi
mereka sebagai suatu hal yang secara konstan berubah dan
penuh dengan ketidakpastian lingkungan bisnis, yang semakin
mengarah
pada filosofi orientasi pelanggan. Siklus umur produk yang semakin
pendek mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk tetap berinovasi
untuk menjadi first mover agar menangkap kesempatan bisnis
potensial. Bila
perusahaan melupakan kesempatan ini, dapat membuat mereka
kehilangan
mesin pendapatan mereka, pelanggan. Perusahaan-perusahaan juga
berada
dalam permainan politik dimana kadang mereka berkolaborasi atau
mengancam perusahaan lain untuk menyelamatkan posisi mereka di
pasar.
Dalam melakukan hal ini, tidak diragukan lagi ICT dipandang
sebagai
senjata yang ampuh.
Pengembangan Radio Frequency Identifier (RFID) contohnya,
memunculkan cara baru dalam melakukan bisnis dalam lingkungan
berorientasi pelanggan yang lebih efisien (Twist, 2005). Sebagai
tambahan,
lihatlah contoh Wall-Mart. Dengan menggunakan RFIT, para pelanggan
tidak perlu mengeluarkan kembali plastik belanja mereka dari troli
karena
teknologi tersebut mampu mendeteksi total harga tanpa harus
melewatkan
setiap barang belanjaan kedepan pemindai bar-code. RFID
juga
menyederhanakan cara Wall-Mart untuk mengelola rantai pasokan
mereka
sehingga Wall-Mart secara signifikan dapat menurunkan tingkat
kesalahan
persediaan dan waktu-tunggu (Lee and Wang, 2001).
Diluar bidang bisnis, penetrasi ICT sangat berdampak pada
sejumlah komunitas, khususnya negara-negara berkembang. Di bidang
pendidikan, pembaruan dibidang sistem pendidikan menjadi mungkin
dengan memperkenalkan komputer rumah sebagai media pelengkap untuk
memperluas perolehan informasi bagi anak-anak (Habib and Cornford,
2001). Di bidang layanan publik, penggunaan sistem pajak online
untuk
melaporkan pajak tahunan dan pengembangan website otoritas pajak
yang
menyajikan informasi seputar sistem pajak di suatu negara
memungkinan
administrasi yang lebih efisien (Chen and Wellman, 2005) dan
menghindari kemungkinan kecurangan yang mungkin dilakukan oleh
petugas pajak dan pelaku potensial. Manfaat lain juga diterima di
sektor
pertanian, dimana informasi yang lebih baik diperoleh para petani
dalam
memperkirakan harga pasar dan menjamin terus tersedianya input dan
jasa
pertanian lainnya (Berdegué and Escobar, 2001) .
Yang Diuntungkan
Penerima manfaat mengindikasikan mereka yang mampu
memahami berbagai dimensi dari dampak informasi dan oleh karenanya
lebih mampu belajar untuk mendapatkan, menggunakan dan menyebarkan
informasi ke lingkungan mereka. Dilain pihak, pihak korban muncul
sebagai hasil dari kurangnya atau tidak adanya beragam lingkungan
dalam
pengembangan ICT.
Rentetan cerita sukes muncul baik di kelompok usaha dan
kelompok yang lebih luas yang mewakili kelompok dalam masyarakat
informasi yang menikmati manfaat tertentu dari ICT. Kelompok-kelompok
ini mampu menggunakan peran ICT dalam konteks mereka
sendiri yang berbeda dari kelompok lain. Untuk bidang usaha,
beragam
inovasi dalam ICT secara intensif diteliti dengan fokus untuk
mendapatkan keunggulan bersaing dari para rival.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan-perusahaan melancarkan
strategi yang berkisar dari keunggulan dalam biaya, spesialisasi atau ceruk
pasar baru, yang dijabarkan kedalam efisiensi operasional dan aktifitas-aktifitas
unik. Untuk mencapai efisiensi operasional, perusahaan melaksanakan serangkaian
program peningkatan kualitas, seperti Total Quality Management, Business
Process Reengineering, Analisa Economic Value-Added,
Activity-Based Management dan lainnya. Hanya dengan mengkombinasikan
efesiensi operasional dengan
aktifitas-aktifitas bisnis yang unik yang membedakan dari lainnya,
baru
perusahaan dapat menikmati keunggulan yang bertahan untuk waktu
yang
lama (Porter, 1996).
Yang Dirugikan
Pihak yang dirugikan juga muncul dari kelompok masyarakat yang
sama sebagai hasil dari ketidakmampuan dalam mempertimbangkan
lingkungan sosio-ekonomi dan politik pada saat kelompok tersebut
mengimplementaskan inisiatif ICT. Hal itu menghalangi anggota
masyarakat tertentu untuk menggunakan dan menerima ICT secara
terbuka. Di bidang bisnis, sebagai hasil dari tekanan ekonomi
untuk selalu
berada di atas, kompetisi yang ketat menghasilkan monopoli ketika
suatu
perusahaan menguasai infomasi yang terlalu banyak dari yang lain
untuk
berkompetisi. Meningkatnya sistem operasi open-source dan
tindakan
hukum pada Microsoft menunjukan tidak diacuhkannya semangat
persaingan bebas (Bowman, 2003).
Situasi yang sama juga terjadi pada sektor pendidikan dimana
terdapat risiko potensial akan penggunaan website yang tidak
berwenang
yang dilakukan oleh pelajar bahkan pengajar. Bagi pelajar di
negara-negara
berkembang, rasa penghormatan terhadap karya ilmiah orang lain
masih
rendah dibandingkan dengan teman-teman mereka di negara-negara maju.
Pornografi anak juga menjadi perhatian utama di sektor pendidikan.
Para
pelajar dalam hal ini, diuntungkan dan juga dirugikan oleh ICT
dalam
konteks yang berbeda. Di bidang layanan publik, fenomena adanya digital
divide menunjukkan contoh jelas
akan bagaimana masyarakat-masyarakat di
tempat terpencil masih tertinggal jauh dari masyarakat perkotaan
di
layanan publik seperti kesehatan, listrik, dan pendidikan (BBC,
1999). Di
sektor pertanian, pengembangan web site yang menyajikan informasi
yang
beragam cenderung menyesatkan para petani dimana terdapat banyak
informasi yang disajikan yang tidak relevan bagi pengambilan
keputusan si
petani. Pengembangan web site itu cenderung lebih relevan di
tingkat
pengambilan keputusan pertanian lain. (Berdegué and Escobar,
2001).
Bagi masyarakat terpencil, biaya informasi belum dapat dibenarkan
bila
dibandingkan dengan apa yang diberikan oleh ICT (ODI, 2003).
Mengapa Masyarakat Informasi sangat
penting?
Masyarakat Informasi menghadapkan kita pada
tantangan-tantangan baru dan kesempatan perkembangan-perkembangan menuju
seluruh area dari masyarakat.
Dampak dari teknologi informasi dan komunikasi telah
menjadi sebuah definisi sementara yang kuat, dan ini mentransformasi aktivitas
ekonomi dan sosial. Kunci yang penting dari jaringan teknologi dalam masyarakat
informasi adalah teknologi membantu kita untuk membuat koneksi-koneksi baru.
Koneksi-koneksi dimana tantangan tradisional menerima
apa yang mungkin, dan ketika hal tersebut menjadi mungkin. Perkembangan
masyarakat informasi telah menjadi bagian penting untuk masyarakat informasi
sebagai ekonomi kecil yang terbuka di dalam pengembangan jaringan ekonomi
global, dimana pengetahuan berbasis pada inovasi yang menjadi kunci sumber dari
penopang keuntungan yang kompetitif.
ICT sebagai sarana pembangunan ekonomi dan sosial, dan
memenuhi sasaran pembangunan Information
and communication technologies (ICT) adalah penting untuk terwujudnya
lingkungan ekonomi global yang berpengetahuan dan oleh karenanya memainkan
peran yang penting dalam mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan dan
menghapus kemiskinan.
Potensi ICT untuk memberdayakan masyarakat sangat
besar. Hal ini terutama dalam kasus untuk orang cacat, wanita, generasi muda
dan pribumi. ICT dapat membantu membangun kapasitas dan keterampilan untuk
menciptakan peluang kerja yang lebih banyak, membantu usaha kecil dan menengah,
dan meningkatkan partisipasi serta menginformasikan pembuat keputusan pada
setiap level melalui peningkatan pendidikan dan latihan, khususnya bila
disertai dengan penghormatan sepenuhnya terhadap keanekaan bahasa dan budaya.
Inovasi teknologi dapat menyokong secara nyata untuk
memberikan akses yang lebih baik kepada layanan kesehatan, pendidikan,
informasi dan pengetahuan, sebagaimana juga menawarkan variasi sarana yang
lebih luas dimana masyarakat dapat berkomunikasi, sehingga mendukung promosi
pemahaman yang luas dan peningkatan kualitas kehidupan warga dunia.
Dari semua
penjelesan di atas dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa masyarakat informasi
sangatlah penting untuk menghadapi kehidupan mendatang yang lebih maju atau
kehidupan teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar